Habib Abdullah bin Muhsin Al Attas

Oleh:   Anonymous Anonymous   |   Tuesday, September 15, 2009
Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas (Keramat Empang) pernah berkata kepada santri kesayangannya Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad: “Ya Alwi, ilmu ana bakal ana kasih kepada semua murid, tapi sir ana gak akan ana kasih kepada anak dan murid ana. Kecuali kepada orang yang bisa menggali sir ana.” Memang, pada kenyataannya semua anak didik Habib Abdullah bin Muhsin adalah orang alim, tidak ada yang tidak alim. Semua termasuk golongan min Kibaril ulama pada masanya, yaitu: Habib Alwi bin Muhammad bin Thahir Al-Haddad, Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi, Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad, Habib Usman bin Abdullah bin Agil bin Yahya (Mufti Betawi), Habib Muhsin Keramat Jati, Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf (Gresik).
Meskipun Habib Hasan bin Ja’far dari jalur ayahnya adalah golongan Assegaf, namun di kalangan umat beliau dikenal sebagai bangsa Alattas. Mungkin, karena sir kakeknya itu terwariskan ke dalam dirinya, maka ia lebih dikenal sebagai Alattas daripada Assegaf. Dari jalur ibu Habib Hasan memiliki jalur silsilah: Fatimah binti Hasan, bin Muhsin bin Abdullah bin Muhsin Allattas. Jadi Habib Abdullah (Keramat Empang-Bogor) merupakan kakek buyutnya.


Kalangan awam lebih mengenal habib Abdullah bin Muhsin Alattas dengan sebutan Habib Keramat Empang. Konon nama empang berasal dari sebuah kolam yang berada di depan rumah beliau. Dengan izin Allah, melalui perantara empang inilah beliau banyak menyembuhkan orang sakit. Sehingga beliau terkenal dengan sebutan Habib Keramat Empang.
Nasab beliau adalah: Al-Habib Abdullah bin Muhsin bin Muhammad bin Muhsin bin Husein bin Al-Qutub Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas bin Agil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Al-Ghuyyur bin Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam bin Ali bin Muhammad Sahib Mirbath bin Ali Khala' Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin 'Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin 'Isa bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-'Uraidhi bin Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal 'Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam.
Beliau lahir di Al-Kasri, sebuah desa di Hadramaut, pada hari Selasa 20 Jumadil Awwal 1265 H bertepatan dengan tahun 1849 M. Semenjak kecil Al-Habib Abdullah belajar ilmu agama dan Al-Qur'an di bawah didikan Asy-Syeikh Umar bin Faraj bin Sabbah. Kemudian oleh sang ayah beliau dikirim ke beberapa ulama di Hadramaut untuk mempelajari berbagai ilmu keislaman. Diantaranya beliau berguru kepada Al-Qutub36 Al-Habib Abubakar bin Abdullah Al-Attas dan Al-Imam Al-Habib Sholeh bin Abdullah Al-Attas.
Melalui pendidikan agama dan lingkungan salaf yang kental, membentuk sosok Habib Abdullah kecil memiliki perilaku shaleh dan berakhlak luhur. Sehingga pada suatu waktu, seorang tokoh auliya’ di Hadramaut saat itu Al-Habib Ahmad bin Muhammad Al-Habsyi ketika melihat Al-Habib Abdullah, beliau mengatakan: ”Sungguh anak kecil ini kelak akan menjadi orang yang mulia kedudukannya.”
Ketika remaja beliau sangat gemar berziarah kepada para ulama untuk belajar dan mengambil ijazah kepada mereka. Di antara ulama yang sering beliau kunjungi adalah: Al-Imam Al-Habib Ahmad bin Muhammad Al-Muhdhar, Al-Habib Ahmad bin Abdillah Al-Baar dan Asy-Syeikh Muhammad bin Abdullah Basudan.
Sekitar tahun 1282 H, kala itu usianya 18 tahun, beliau pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji untuk yang pertama kalinya dan berziarah ke makam datuknya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam di Madinah. Di sana beliau berkesempatan menimba ilmu kepada para ulama yang berada di Makkah dan Madinah. Seusai menjalankan ibadah haji beliau pulang ke Hadramaut dengan membawa ilmu dan keberkahan. Sesampainya di Hadramaut, Al-Habib Abdullah menimba ilmu di Kota Tarim dan sekitarnya. Disana beliau bertemu para ulama dan auliya’, dalam kesempatan ini beliau pergunakan untuk meminta do’a dan ijazah kepada mereka.



Tampilkan Komentar