Perhatian Presiden Umar Terhadap Wong Cilik
Oleh:
Anonymous |
Monday, April 11, 2011
Amirul Mukminin Umar bin al-Khattab telah terbiasa memeriksa keadaan rakyatnya pada malam hari. Ketika melintas di samping sebuah rumah, ia mendengar suara wanita menangis dan mengucapkan syair,
Ya Allah yang Maha Pengasih dari para pengasih,
Siksalah Umar sang Amirul Mukminin.
Mendengar itu, Umar mengetuk pintu dan wanita itu membukakan rumahnya. Umar bertanya kepadanya, “Apakah kau mengenal Umar?
“Aku belum pernah melihatnya sebelumnya,” jawab wanita itu.
“Bersumpahlah atas nama Allah, apa yang membuatmu marah kepada Umar?,” tanya Umar menyelidik.
Wanita itu menjawab, “Lihatlah bejana besar yang berada di atas api itu. Lihatlah anak-anak kecil yang sedang tertidur itu. Mereka menginginkan makanan, tapi aku tidak menemukannya untuk mereka. Aku lalu meletakkan kerikil bercampur air itu di dalam panci. Aku mengelabui mereka dengan mengatakan sebentar lagi daging itu akan matang. Wahai Tuan, demi Allah, siapa yang bertanggung jawab atas nasib kami kecuali amirul mukminin Umar?”
Umar segera meninggalkan wanita itu dan berangkat menuju baitul mal kaum muslimin. Ia membawa kantong besar yang berisi terigu, minyak di dalam botol dan daging dendeng. Ia membawa semua itu di atas punggungnya.
Ketika umar berjalan di malam hari menuju rumah wanita itu, Abdullah bin Mas’ud bertemu dengannya. Abdullah berkata kepadanya, “Aku akan menggantikanmu wahai Amirul Mukminin.” Umar menjawab, “Tidak wahai Ibnu Mas’ud. Mampukah kau menanggung dosaku pada hari kiamat?”
Umar mendatangi wanita itu dan memberikan seluruh makanan itu kepadanya. Wanita itu sangat berterima kasih dan bertanya, “Siapa engkau wahai laki-laki yang baik?”
“Aku Umar,” jawab khalifah.
Wanita itu tertawa dan berkata,
Ya Allah yang Maha Pengasih dari para pengasih,
Lapangkanlah dada Umar sang Amirul Mukminin