Keterlibatan Masyarakat Dalam Sekolah
Oleh:
Admin |
Monday, April 14, 2014
Ada tiga bidang
utama keterlibatan masyarakat (community involvement) dalam pendidikan di
sekolah, yaitu budgeting,
school personnel / staff selection, and curriculum
development (Grant, 1979). Keterlibatan masyarakat dalam kerangka partisipasi diharapkan
mampu secara penuh. Akan
tetapi melihat kondisi masyarakat yang memiliki perbedaan kemampuan dari satu
wilayah dengan wilayah lain, maka kompetensi masyarakan harus disesuaikan. Lebih
spesifik akan dijelaskan sebagai berikut.
1) Curriculum development,
Keterlibatan masyarakat dalam
penetapan serta evaluasi kurikulum diberbagai tempat di Amerika, pendekatan ini
efektif. Masyarakat sama-sama terlibat dalam penetapan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga pada akhirnya mereka sendirilah yang
melakukan evaluasi terhadap kurikulum yang telah dijalani, apakah dapat
dilanjutkan atau bersama-sama pihak sekolah merubah ke arah yang lebih baik. Di
sini peran sekolah sangatlah diperlukan guna membimbing dan mengarahkan
pengetahuan masyarakat tentang kurikulum. Agar tidak terjadi miss konsepsi
dalam menyusun kurikulum.
Misalnya. Masyarakat bersama-sama
sekolah membuat kurikulum muatan lokal, sehingga kesenian yang ada pada
masyarakat di daerah tersebut dapat diakomodir. Sehingga budaya masing-masing
daerah tetap terpelihara. Selanjutnya masyarakat sendirilah yang akan
mengevaluasi keberhasilan kurikulum tersebut.
2)
Budgeting,
Keterlibatan
masyarakat dapat dilakukan melalui program desentralisasi anggaran. Dengan kata
lain, masing-masing sekolah meneriman bantuan dana dari pemerintah. Tentunya
dana ini berasal dari pajak pendidikan yang dibayar oleh warga masyarakat.
Selanjutnya staf pengajar dan masyarakat akan bekerjasama untuk mengalokasikan
dana tersebut, menentukan bersama banyak bantuan yang harus diberikan
masyarakat serta bagaimana sisa-sisa dana tersebut harus dimanfaatkan. Masyarakat merasa bahwa kehadirannya berarti
bagi sekolah bahkan masyarakat merasa telah menjadi bagian dari sekolah karena
keterlibatan tersebut. Namun hal ini tidak berarti bahwa program ini tidak
memiliki kesulitan. Ada kecenderungan bahwa dewan sekolah tidak memberikan
laporan anggaran yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara jelas.
Misalnya, keterlibatan masyarakat
melalui BP3 maupun iuran bulanan peserta didik. Hal ini merupakan wujud
partisipasi masyarakat dalam pengembangan sekolah menuju kualitas yang lebih
baik.
3) School personnel atau staff selection,
Keterlibatan dalam bentuk ini
memaksudkan bahwa orang tua terlibat dalam penyeleksian staf. Penyeleksian ini
lebih diarahkan pada kualifikasi seorang yang akan menjadi guru pada sekolah
yang bersangkutan. Mereka mengemukakan kepada sekolah, kualitas guru macam apa
yang mereka butuhkan. Tidak hanya dengan personalia, pemilihan kepala sekolah
juga melibatkan masyarakat. Sebelum seorang kepala sekolah ditunjuk untuk
memimpin kepala sekolah, ia harus disetujui oleh masyarakat. Masyarakat sering
mengontrol komite untuk menspesifikasi karakteristik-karakteristik seorang
kepala sekolah.
Misalnya. Sekolah membutuhkan tambahan
tenaga guru kesenian. Masyarakat bisa terlibat dalam menentukan kualifikasi
yang cocok untuk kebutuhan sekolah. Pertimbangan-pertimbangan dari sisi
pengalaman, kepemimpinan dan aspek lainnya, menjadi tolak ukur proses
penyeleksian oleh masyarakat untuk menjadi tenaga pengajar pada sekolah
tersebut