ARTIKEL PTK: Upaya Meningkatkan Minat Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Model Pembelajaran Group Investigation Kelas 5 SDN.... Batu

Oleh:   Anonymous Anonymous   |   Sunday, July 13, 2014
                                                     


ABSTRAK
Upaya Meningkatkan Minat Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Model Pembelajaran Group Investigation Kelas 5 SDN .... Batu. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui bagaimanakah prosedur persiapan penerapan strategi belajar kelompok dalam pembelajaran IPS pada siswa SD kelas V, (2) Untuk mengetahui bagaimanakah langkah – langkah pelaksanaan penerapan strategi belajar kelompok dalam pembelajaran IPS pada siswa usia dini, (3) Untuk mengetahui apakah penerapan strategi belajar kelompok dapat meningkatkan perolehan perluasan aktivitas dalam pembelajaran IPS.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan strategi tindakan berupa perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilakukan di SDN ...., Kecamatan Batu, Kota Batu. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN ...., Kecamatan Batu, Kota Batu tahun pelajaran 2012/2013.

Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus dengan masing – masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tehnik analisis data dilakukan dengan cara : (1) Melakukan identifikasi masalah, (2) Melakukan analisis masalah dan perumusan masalah, (3) Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan, (4) Analisis Kelaikan Solusi.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut : Kemampuan dalam penyelesaian soal IPS dengan pokok Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, siswa kelas V SDN ...., Kecamatan Batu, Kota Batu tahun pelajaran 2012/2013 dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan strategi belajar kelompok dengan skor rata – rata 75,00.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan yaitu “ Dengan menggunakan strategi belajar group investigation dalam pembelajaran IPS, maka prestasi belajar dapat meningkatkan “ dapat diterima kebenarannya.

 Berdasarkan temuan di lapangan, keberhasilan pembelajaran IPS banyak dikeluhkan oleh para guru. Dari hasil studi dokumenter terhadap siswa kelas V SDN ....pada awal tahun ajaran 2012/2013 ( dalam dua kali ulangan ), pada KD: Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, menunjukkan bahwa nilai rata –rata pada saat ulangan formatif hanya mencapai nilai 6.8 ( enam koma delapan ), hanya 15 siswa atau 50 % dari 30 anak mendapat nilai diatas SKM yang telah ditentukan oleh sekolah. SKM ( Standar Ketuntasan Minimal ) 6.5.

           Kegagalan tersebut disebabkan motivasi berprestasi siswa masih kurang. Hal ini ditunjukkan oleh sikap anak, yang masih suka membuang waktu, santai dalam mengerjakkan tugas, tidak tepat waktu dalam bekerja, mengerjakan tugas asal – asalan dan kurang bergairah dalam bekerja. Motivasi berprestasi merupakan salah satu factor yang dapat mendukung keberhasilan pembelajaran. Seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi akan memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang memiliki motivasi rendah ( Morgan Dalam Kristian, 1995 ).

            Agar siswa memiliki motivasi yang berprestasi yang tinggi, maka perlu didukung adanya proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Salah satu sebab kurangnya motivasi berprestasi siswa adalah kebiasaan guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah yang monoton.

          Mencermati beberapa hal di atas, tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan strategi belajar kelompok plus meningkatkan proses dan hasil belajar siswa kelas V SDN ....Batu .

METODE

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Seperti tertulis di Buku Pedoman Penulisan Tesis PPS Unisma (2006: 29) bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilksanakan dalam rangka memecahkan masalah-masalah nyata dalam proses belajar mengajar di kelas sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan bisa tercapai secara efektif dan efisien. Oleh karena itu penelitian ini selalu berangkat dari pengidentifikasian masalah kelas, pemilihan masalah yang akan dipecahkan dan penetapan kriteria keberhasilan pemecahan masalah yang dipilih. Selanjutnya peneliti mengembangkan strategi pembelajaran yang akan diterapkan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Proses penerapan strategi pembelajaran dan pencapaian kriteria keberhasilan pemecahan masalah inilah yang dilaporkan dalam penelitian tindakan kelas.

            Penelitian tindakan ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif, dikarenakan penelitian ini mendeskripsikan peningkatan kemampuan menemukan dan menyimpulkan isi berita surat kabar. Teknik Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan alasan analisis datanya akan dianalisis dengan menggunakan data prosentase, bukan berupa data statistik/ data kwantitatif.

            Fokus dalam kegiatan penelitian adalah bagaimana meningkatkan   minat dan prestasi siswa kelas V SDN ....pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan Investigation Group. Temuan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan belajar siswa di kelas adalah kurang optimalnya kualitas keterlibatan siswa dalam proses pernbelajaran serta rendahnya motivasi intrinsik yang dimiliki siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Hal ini ditandai dengan keterlibatan siswa secara pasif dalam kegiatan pembelajaran karena kejenuhan terbadap materi pembelajaran, mengikuti pembelajaran hanya karena adanya kehendak untuk memberdayakan diri melalui kegiatan pembelajaran.

           Berdasarkan temuan awal tentang kegiatan pembelajaran diatas, guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mencoba untuk menggunakan pendekatan Investigation Group dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar dapat mengatasi penmasalahan tersebut sehingga dapat meningkatkan kualitas pernbelajaran di kelas dengan tujuan akhir yaitu dapat meningkatkan prestasi siswa.

Disamping itu dengan menerapkan strategi Investigation Group diharapkan siswa mampu menampilkan kadar partisipasi yang tinggi dalam pembelajaran. Dalam penelitian guru selalu terlibat dalam setiap fase kegiatan misalnya dalam kegiatan diskusi dan refleksi hasil temuan awal, penyusunan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dalam pelaksanaan tindakan, diskusi dan refleksi hasil temuan awal, penyusunan tindakan, dan penentuan dalam menyusun rencana tindakan, selanjutnya sampai tujuan kegiatan penelitian tercapai.

PAPARAN PELAKSANAAN PENELITIAN

        Penelitian ini dibagi menjadi dua siklus (siklus I  3 x 45 menit, siklus II 3 x 45 menit). Pelaksanaan penelitian dapat dilaporkan pada bagian berikut ini

Siklus I

            Secara garis besar tindakan yang dilakukan pada siklus ini adalah, guru membagi siswa dalam 5 kelompok masing-masing kelompok berisi 6 siswa. Kemudian guru memberi tugas kepada siswa melalui diskusi kelompok untuk mendeskripsikan  dan menjelaskan peranan sumpah Pemuda dalam mempersatukan Indonesia. Kolaborator bersama peneliti mengadakan pengamatan dan observasi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I. Kegiatan dilanjutkan dengan refleksi. Pada akhir pelajaran pengamat menyampaikan hasil observasinya pada peneliti, sebagai acuan perbaikan pada tindakan berikutnya.

Hasil Refleksi pada siklus I    

            Pada kegiatan ini, siswa kelihatan belum begitu siap dengan pola pembelajaran seperti ini walaupun guru sebelumnya sudah memberikan penjelasan yang banyak terhadap pola pembelajaran yang akan dilakukan. flat ini dapat diketahui dari kurangnya partisipasi siswa dalam mengerjakan tugas. Hal ini lebih tampak lagi ketika waktu untuk mengumpulkan tugas tinggal 5 menit. Dari lima kelompok yang kelihatan benar-benar siap hanya 2 kelompok, 3 kelompok masih banyak kekurangannya sehingga mereka terkesan tergesa-gesa, walaupun pekerjaannya masih kurang sempurna namun sekiranya dapat diselesaikan, sedangkan yang satu kelompok sama sekali tidak selesai. Dari hasil evaluasi menunjukkan dua kelompok mendapatkan nilai baik, tiga kelompok mendapatkan nilai cukup, dan yang satu kelompok mendapat nilai kurang.

            Hal lain yang terekam pada siklus I adalah dari tabel Pencapaian SKM ( Standar Ketuntasan Minimal ) Siklus I , terdapat peningkatan yang cukup mengembirakan, meskipun belum sesuai dengan yang diharapkan. Pada pra siklus  :15 siswa mendapat nilai di bawah nilai SKM atau 50 % siswa tidak mencapai nilai ketuntasan, dan 15 siswa mendapat nilai di atas SKM atau 50 % mencapai nilai ketuntasan belajar ( Standar Ketuntasan Minimal 65 ). Peningkatan prestasi pada siklus I : 22 siswa mendapat nilai di atas SKM ( Standar Ketuntasan Minimal ) atau 73 %, dan 8 siswa mendapat nilai di bawah SKM ( Standar Ketuntasan Minimal) atau 27 %.

Pada kegiatan pembelajaran presentasi di depan kelas, siswa banyak yang menolak untuk tampil lebih dahulu walaupun guru telah memberikan penawaran beberapa kali, akhirnya diadakan undian secara demokratis untuk menentukan siapa yang maju lebih dahulu, ini pun siswa masih malu-malu untuk mewakili kelompoknya. Oleh karena itu guru akhirnya menunjuk salah seorang siswa yang mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil investigasinya.

            Temuan lain yang diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Investigation Group dalam bentuk investigation task menunjukkan kurang optimalnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, walaupun guru telah berusaha untuk meningkatkan partisipasinya.

            Setelah melakukan musyawarah dan diskusi dengan teman sejawatdisimpulkan bahwa ada kekuatiran bahwa alokasi waktu yang tersedia tidak mencukupi. Disamping itu guru mengalami kesulitan untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa, permasalahannya antara lain : Pendekatan Investigation Group belum pernah dipraktekkan di kelas  di kelas V.

            Alternatif pemecahan guru dan kolaborator sepakat untuk mengadakan kembali kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Investigation Group  pada siklus ke II dengan rancangan yang sama, kelas yang sama, dan beberapa perubahan dan masukan tentang teknis pelaksanaan yang memungkinkan siswa dapat berkolaborasi dengan sesama siswa maupun dengan guru dengan harapan ada peningkatan baik dalam minat dan motivasi belajar siswa, partisipasi siswa, interaksi, maupun prestasi siswa.

Siklus II

            Pembelajaran pada siklus ini sama dengan siklus I, temuan negative yang ada pada siklus I diperbaiki dan temuan positifnya dipertahankan serta ditumbuhkembangkan pada siklus II ini.

Hasil Refleksi Siklus II

            Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses kegiatan beiajar siswa dengan memperhatikan peran siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran dart awal pembelajaran sampai pada tahap akhir I refleksi. Selain itu gaya mengajar guru daiam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Investigation Group dalam bentuk problem solving, serta prestasi siswa yang terkait dengan proses pembelajaran.

1). Kegiatan Belajar Siswa

            Pada kegiatan pembelajaran model Investigation Group  dengan bentuk problem solving mulai disenangi oleh siswa hal ini terbukti, walaupun guru hanya memberikan penjelasan secara sederhana dan singkat terhadap pola pembelajaran yang hendak dilakukan siswa menunjukkan kesiapan dan keseriusan dalam mengerjakan tugas dan berkolaborasi dengan teman-temannya, jadi mereka terkesan berusaha untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Disamping itu pada saat acara presentasi di depan kelas, siswa terlihat sangat siap, keadaan ini jauh berbeda apabila dibandingkan dengan siklus pertama, demikian pula pada saat memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi temanya, beberapa siswa nampak mengacungkan tangannya untuk memberikan tanggapan, yang akhirnya guru terpaksa harus membuat suatu peraturan yaitu satu kelompok satu tanggapan. Sikap siswa yang diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran juga dapat dilihat pada saat refleksi yang pada umunya mereka sangat terkesan, senang, menarik dan tidak terlalu tegang .

 2). Gaya Mengajar Guru

            Dalam kegiatan pembelajaran dengan strategi Investigation Group  dengan bentuk problem solving guru bertindak sebagai fasilitator yang lebih banyak melakukan persiapan segala keperluan untuk pelaksanaan pembelajaran. Meskipun dominasi guru masih ada, namun sifatnya hanya  mengarahkan saja misalnya pada saat membangun komunitas, memberikan tugas, dan membuat kesimpulan. Pada saat siswa mengerjakan tugas, guru berkeliling dari kelompok ke kelompok  yang lain barangkali ada pesan-pesan yang perlu dijelaskan kembali untuk memberikan semangat kepada siswa agar tugasya cepat selesai.

3).  Belajar Siswa

            Berdasarkan unjuk kerja dan aktifitas siswa dalam diskusi kelompok secara kualitatif menunjukkan hasil yang baik, meskipun belum mencapai hasil yang dikehendaki. Sedangkan secara kuantitatif menunjukkan hasil sebagai berikut : siswa memperoleh nilai 6 (enam),  siswa memperoleh nilai 6,5 (enam, lima),  siswa memperoleh nilai 7 (tujuh),  siswa memperoleh nilai 75 (tujuh lima).

4). Hasil Temuan Lain

            Berdasarkan pengamatan terdapat beberapa temuan positif mengenai pelaksanaan strategi pembelajaran Investigastion Group dengan bentuk problem solving, antara lain :

1)      Guru secara teoritis dan teknis telah melaksanakan tahapan-tabapan pembelajaran dengan benar dan menyatakan puas atas proses yang telah dilaksanakan;

2)      Menurut pendapat dari guru strategi pembelajaran Investigastion Group ternyata dapat memberikan suasana yang kondosif, akrab, terbuka dan tidak terlalu menguras tenaga seperti pada pembelajaran konvensional.

           Walaupun demikian strategi pembelajaran ini juga mempunyai kelemahan­kelemahan antara lain :

1)      Guru kesulitan untuk memilih kegiatan yang dapat dipakai untuk membangun komunitas;

2)      Guru khawatir waktunya tidak cukup untuk menerapkan sernuanya yaitu protes, diskusi, presentasi, dan evaluasi dalam waktu 2 x 35 menit. Oleh karena itu guru sebagai fasilitator dan moderator harus dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

HASIL DAN BAHASAN

            Strategi pembelajaran dengan pendekatan Investigation Group  merupakan strategi pembelajaran yang dapat membantu guru untuk menjadikan kegiatan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Dalam pendekatan ini sedapat mungkin kegiatan pembelajaran lebih banyak melibatkan siswa, namun guru harus tetap memantau dan mengarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Sardiman (1994), bahwa guru dalam hal ini dapat menciptakan suasana kerjasama antar siswa dengan suatu harapan dapat melahirkan suatu harapan dapat melahirkan suatu pengalaman belajar yang baik.

            Untuk menciptakan suasana seperti ini maka peran guru sebagai fasilitator sangat membutuhkan pembimbingan yang nantinya dapat memperlihatkan cara belajar yang efektif.

            Mursell dan Nasution (1995) mengemukakan mengajar dapat dipandang sebagai menciptakan situasi dimana diharapkan anak-anak akan belajar dengan efektif. Situasi belajar terdiri dari berbagai faktor seperti anak, fasilitas, cara penilaian. Dalam dituasi belajar ada kalanya guru mengatakan apa yang harus dilakukan oleh anak-anak. ada kalanya ia membimbing atau membantu anak-anak dalam menyelesaikan rencana, atau tugas masing-masing. Jadi keduanya terdapat didalamnya.

            Conny Semiawan et a1 (1985) mengemukakan bahwa kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses beiajar mengajar. yaitu pengaturan kelas dan pengajaran itu sendiri untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai. ladi untuk menciptakan belajar yang maksimal bagi anak maka peran guru sangat menentukan baik sebagai motivator dan fasilitator juga sebagai evaluator.

            Berdasarkan data pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran Pra Siklus rata-rata prestasi 68, pada Siklus I rata-rata prestasi 70, dan pada Siklus II rata-rata prestasi 75. Perkembangan prestasi siswa secara kuantitatif dapat diketahui melalui hasil tes. Peningkatan minat siswa pada proses pembelajaran pada siklus I 68 %, sedangkan pada siklus II menjadi 75 %.

 Dengan strategi pembelajaran melalui pendekatan Investigation Group siklus I rata-rata skor diperoleh siswa adalah 70 (cukupbaik), dengan sebaran skor hasil tes berada pada  rentangan terendah 60 dan tertinggi 100. Sedangkan pada siklus II rata-rata yang diperoleh siswa adalah 75 (baik), dengan sebaran skor hasil tes pada rentangan terendah 60 dan tertinggi 100, apabila keduanya dibandingkan berarti menunjukkan adanya peningkatan.

           Pada siklus I diskusi dalam rangka pembelajaran Investigation Group pada umumnya siswa merasa senang dengan kegiatan ini hanya ada beberapa kendala misalnya mereka belum terbiasa dengan melakukan kegiatan diskusi, sebab selama ini guru dalam menyampaikan materi hanya ceramah, tanya jawab, dan mengerjakan LKS.

            Kesimpulan yang dapat ditarik dari kajian ini adalah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Investigation Group  dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan menjadikan pembelajaran akan lebih bermakna, hal ini ditandai dengan meningkatnya interaksi belajar, minat dan motivasi belajar, partisipasi belajar dan prestasi belajar siswa.

KESIMPULAN.

       Kesimpulan yang dapat disimpulkan adalah :

1)      Prestasi hasil belajar siswa akan meningkat ketika dilakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Investigation Group. Perkem

      bangan yang semakin meningkat dapat dilihat pada skor hasil tes prestasi

      siswa, dari tes pertama hingga tes yang terakhir. Hal ini menunjukkan adanya

      peningkatan prestasi belajar siswa ketika kegiatan pembelajaran dilakukan

      dengan menggunakan pendekatan Investigation  Group.

2)      Kualitas pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru melalui implementasi pendekatan Investigation Group dalam bentuk investigation task dan problem solving task menunjukkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran secara optimal. Ruang lingkup materi dan cakupan materi, serta kegiatan pernbelajaran banyak melibatkan siswa, guru hanya memberikan pengayaan dan pengembangan materi. Kegiatan pembelajaran banyak didominasi oleh siswa misalnya presentasi, pengajuan pertanyaan/tanggapan, peran guru hanya sebagai fasilitator dan moderator. Refleksi dari peningkatan-peningkatan tersebut didasarkan pada :

a.         pola interaksi antara guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran, berlangsung pada pola multi arah;

b.        kepemimpinan guru di kelas mengarah pada pola kepemimpinan dominasi tetap berada pada siswa, ada pencarian kesempatan dan ada pola dialog yang setara antara guru dengan siswa:

c.         partisipasi belajar siswa aktif relatif tinggi yaitu sekitar 68 % - 85 %;

d.        strategi pembelajaran yang dikembangkan guru sangat baik untuk meningkatkan prestasi siswa ;

e.         siswa relatif aktif dalam mengajukan pertanyaan atau mengemukakan ide;

f.             suasana kebebasan dalam berbicara, dan berpendapat selama proses pembelajaran nampak nyata;

g.        pola interaksi antar siswa pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung kelihatan sangat akrab, penuh rasa persaudaraan. tetapi juga sarai ide atau argumentasi;

h.        partisipasi siswa dalam kegiatan kerja kelompok sangat tampak;

3). Penggunaan pendekatan Investigation Group dalarn kegiatan pembelajaran ternyata juga dapat meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa. Pola pembelajaran yang dipergunakan secara tidak langsung mewajibkan siswa untuk selalu siap terlibat dalam kegiatan diskusi atau sejenisnya dalam proses belajar, untuk itu harus ada kesiapan diri siswa dalam bentuk pengenalan dan penguasaan materi yang akan diperlihatkan, jadi ada tuntutan bagi mereka untuk membaca dan mencari bahan materi secara mandiri. Sedangkan kebiasaan belajar dan bersikap, sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Saran

            Berkaitan dengan hasil penelitian maka peneliti mencoba untuk memberikan saran-saran, baik kepada kepala sekolah, guru pendidikan kewarganegaraan, guru­-guru bidang yang lain. maupun kepada siswa. Saran-saran tersebut antara lain sebagai berikut :

1). Kepala Sekolah

            Berdasarkan hasil penelitian pendidikan Investigation Group walaupun ada kekurangannya tetapi masih banyak kelebihannya oleh karena itu hendaknya kepala sekolah menganjurkan pula kepada guru-guru bidang yang lain untuk menerapkan strategi pembelajaran ini agar prestasi belajar siswa Kelas V  SDN .... Batu.

2). Guru IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial )

            Strategi pembelajaran Investigation Group  merupakan strategi pembelajaran yang inovatif dan baik apabila dibandingkan dengan strategi­-strategi pembelajaran yang lain seperti yang selama ini kita terapkan, hal ini telah dibuktikan melalui minat dan motivasi beiajar siswa, partisipasi siswa, prestasi siswa, dan interaksi belajar siswa oleh karena itu sebaiknya guru IPS tetap mempergunakan strategi pembelajaran ini bahkan mungkin dapat dikembangkan dengan pendekatan-pendekatan yang lain.

3). Guru-guru Bidang yang lain

            Karena model pembelajaran Investigation Group merupakan model pembelajaran yang inovatif, menarik, dan disenangi oleh guru menguji kemampuannya untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, prestasi siswa, partisipasi siswa, interaksi antara guru dengan siswa dan lain-lain maka hendaknya guru-guru bidang yang lain pun juga mempergunakannya yang dikolaborasikan dengan pendekatan-pendekatan lain yang sesuai.

4). Siswa

            Berdasarkan hasil penelitian strategi pembelajaran Investigation Group sangat menarik dan disenangi oleh siswa. Oleh karena itu siswa hendaknya lebih bersemangat dan berusaha untuk meningkatkan prestasinya serta jangan meremehkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial maupun mata pelajaran lainnya.

Tampilkan Komentar